Desember, bulan segalanya, bulan dimana penentuan bakal dimana setidaknya sampai 1 hingga 2 tahun kedepan.
Bingung dan bingung, di satu sisi, pernah suatu malam pilihanku telah mantap.
Di satu sisi pula, aku dibuat kecewa dengan pilihanku tersebut.
Pernah pula di satu sisi, aku berpikir kembali.
Mungkin saja berpikir untuk pergi dari salah satu keluarga yang telah membesarkanku.
Egois rasanya, tapi lebih egois lagi memaksa tuk tetap tinggal.
Egois pula rasanya, meninggalkan beberapa orang yang masih setia dengan tempat mereka mengabdi.
Entah ada hubungannya dengan beberapa kalimat sebelum ini, aku sempat kesal dengan mereka yang setia hanya pada dirinya, membiarkan kakinya dengan bebas berjalan kemanapun mereka mau dan dengan gampang berkata ketika diundang untuk membicarakan kegiatan mereka sendiri, taruhlah mereka memiliki prioritas lain.
Sudah banyak kasus yang sempat membuat sakit hati, dan mau bagaimana lagi sabarlah mereka beberapa orang yang masih mengabdi, dan sadarlah pula mereka yang kesana kemari entah mencari pengalaman apa lagi, "apakah mereka memikirkan saudaranya yang lain?"
Ternyata, tak enak pula. Berkali-kalipun berpikir, seandainya bisa memilih, aku tak akan seegois dulu. Memilih satu dan fokus, bukan masalah membagi waktu yang tidak enak, tapi mungkin saja masalah orang lain yang tidak sepaham.
Kadang, aku juga berpikir betapa busuknya diri ini.
Tulisan untuk orang lain, yang juga turut untuk diri sendiri.
Manusia egois, oportunis, dan semacamnya.
Semoga terbuang jauh.
Sudah berhenti saatnya berpikir untuk diri sendiri.
Sampai kapan manusia melakukan sesuatu hanya untuk dirinya sendiri.
Sialan, pikiran, fokus yang terbelah,
mending lari saja, lari dari masalah yang ada mungkin lebih baik.
Iya mungkin lebih baik, atau mungkin saja perlu untuk berpikir kembali.
Berpikir ulang, sebelum bulan itu datang.
Yah, dan hidup harus memilih pada akhirnya, dan semoga pilihan itu tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar