Selasa, 05 November 2013

Refleksi diri yang semu

Katanya sih, ada dua alasan mengapa orang membencimu,.
Alasan pertama, kamu terlalu bahagia dengan dirimu, dan alasan kedua, dia tidak bahagia dengan hidupnya...

Pepatah lama diatas yang sebenarnya hanya menjadi alibi kosong untuk orang yang selalu beralasan ketika mereka dibenci, dikritik, bahkan dicaci. Dan mungkin saja saya termasuk atau semoga tidak termasuk salah satunya. Sempat iseng browsing di Google, tentang cara menerima kritik, ternyata benar ya jawaban utama adalah positive thinking dan mencoba mencari kesalahan yang pernah dibuat dan berupaya untuk diperbaiki.

Semakin kesini, semakin sadar pula. Lari dan menjadi diam bukanlah solusi, atau masih bingung juga apakah ini menjadi solusi atau bukan. Bahkan menurut Google sendiri, engkau siap dipuji bila engkau siap menerima kritikan. Masih dari google, di kritik wajar, anggap saja bonus untuk kamu yang aktif, itu sih menurut positif thinking nya aja. Kamu pasti gak bakal dikritik kalo kamu pasif, anggap saja begitu, anggap saja karakter.

Teringat kata seorang sahabat sewaktu SMA pernah bilang, apa kalau kamu dikritik terus kamu ubah sikapmu dan nantinya ketika kamu gagal karena berubah itu kamu akan dibantu lagi olehnya ? pasti tidak. Kurang lebih seperti itu jawabannya. Jadi, biarlah saya menjadi orang bebal, ya memang begini, walau harus berubah ya berubah sedikit-sedikit, tapi gak masalah.

Kalau mau flashback kebelakang, sering kali saya dinasihati dinyinyiri dan berbagai omongan lainnya tentang sikap saya yang entah pada akhirnya akan menjadi kelebihan atau kelemahan ini. Banyak kasus, mulai dari teman kelas, sahabat sendiri, bahkan hingga orang tua, dan pada akhirnya ternyata refleksi diri untuk berubah hanyalah semu. Biarlah ia berubah sesuai waktu dan berbuat baik saja, pada akhirnya orang-orang seperti saya toh tak dapat menyenangkan beberapa orang, tapi bisa menyenangkan beberapa orang lainnya.

Refleksi, sering kali saya ditegur oleh perempuan-perempuan, mulai SMA bahkan tepatnya. Karena mungkin mewarisi sifat orang tua yang banyak omong pula kali. Mungkin ini hanya refleksi yang semu, yang mungkin inilah alasannya mengapa sulit untuk diubah. Dan terakhir mungkin yang bisa dilakukan hanya memperbaiki diri sesuai apa yang kita butuhkan, dan sudahlah toh tak semua kritik harus didengar bukan.

Kadang Refleksi diri itu Semu.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar