Dudung dan Maman
Fikri : Dudung Bagus : Maman Gatra1 : Joko Myrza : Ustad
Gatra2 : Setan penghasut
Dudung dan maman sudah bersahabat sejak kecil, mereka selalu bersama dalam suka maupun duka. Dan pada suatu hari mereka sedang berjalan-jalan di taman komplek mereka.
Fikri : (melihat sebuah rumah yang besar) Man, kalau saja besok saya sudah jadi kaya, saya mau beli rumah dan kebun yang luas!
Bagus : Emang kenapa kamu mau beli kebun?
Fikri : Buat bercocok tanam Man, saya tanamin sayur-sayuran, tumbuh sayur-sayuran, saya tanamin buah-buahan, tumbuh buah-buahan. Kalau waktu panen tiba, saya akan jual hasil tanaman itu, supaya saya jadi semakin kaya!
Bagus : (meremehkan), Kalo saja saya jadi pejabat kaya raya, saya mau beli rumah dan sapi yang banyak!
Fikri : Kenapa kamu ingin membeli sapi, saya kan sudah membeli kebun?
Bagus : Soalnya, kalo sapi saya lapar, kandang sapinya saya letakkan di depan kebun kamu. Jadinya sapi saya bisa makan rumput yang ada di kebun kamu!
Fikri : Ndak bisa seperti itu, nanti sapi kamu merusak kebun saya!
Bagus : Terserah saya sih, sapi-sapi saya!
Fikri : Tapi yang punya kebun kan saya!
Bagus : Siapa suruh kebun kamu tidak di pagarin!
Fikri : Sudah, sapi kamu itu yang buta!
Bagus : Berani sekali kamu mengolok sapi saya, kamu nantangin saya berkelahi!
Fikri : Kalau iya, emangnya kenapa?
Bagus : Oke, kalau itu yang kamu inginkan, saya bisa terima. Tapi ingat, saya tidak ingin melihat kamu lagi!
Dudung dan Maman bertikai karena masalah khayalan. Di perjalanan pulang, Dudung beremu dengan Joko.
Gatra1 : Hai dung, tadi saya lihat lkamu berkelahi dengan Maman, emangnya ada masalah apa?
Fikri : Gini Jok, sapinya Maman, ingin makan tanaman yang ada di kebon saya. Karna itu saya jadi marah dengan dia!
Gatra1 : Wah, keterlaluan sekali Maman. Sebaiknya kamu pukul dia!
Fikri : Ternya kamu pintar juga ya!
Gatra1 : Iya dong, Joko!
Fikri : Ya sudah, kalau gitu saya mau mencaricari Maman dulu!
Gatra1 : Kamu urus sudah Maman itu, saya mau mencari tempat makan dulu!
Fikri : Hati-hati!
Setelah makan, Joko mempunyai akal untuk mengadu domba Dudung dengan Maman.
Gatra1 : Hai man, kamu kenapa, kelihatannya marah sekali?
Bagus : Gini, Dudung ngelarang sapi saya makan di kebunnya, saya juga dikatakan buta!
Gatra1 : Hahaha sapi-sapi, Karena masalah sapi kamu berkelahi, hahahahaha!
Bagus : Saya serius Jok!
Gatra1 : Iya, sory. Kalo Saya menjadi seperti kamu, saya akan pukul dia, tendang juga sekalian!
Bagus : Bener juga kamu!
Gatra1 : Iya dong, dasar sapi!
Bagus : Apa kamu bilang!
Gatra1 : Bilang apa? (pura-pura tidak tahu)
Bagus : Kalau gitu, saya mau pulang dulu!
Gatra1 : Tunggu Man! (menarik tangan Maman)
Bagus : Apa lagi sih?
Gatra1 : Hemm (malu-malu), kamu kan tau kalau rumah saya jauh dari sini. Boleh tidak saya pinjem uang, buat naik ojek!
Bagus : (mengambil uang dari dompet) Nih. Katanya preman, malak kok seperti banci! (memberikan uang 1000)
Gatra1 : Yoh Man, kenapa cuma seribu?
Bagus : Rejeki!
Setelah di adu domba oleh Joko, Dudung dan Maman pun emosi. Akhirnya mereka pun saling mencari satu sama lain.
Fikri : Dimana sih maman, kalau saya ketemu dengan dia, saya akan congkel bola matanya! (mencari-cari maman)
Bagus : Dimana sih dudung! (selang beberapa detik) Nah disana dia, Dudung! (menghampiri sambil memukul Dudung)
Fikri : Noak sekali kamu banci!
Bagus : Kamu itu yang banci!
Fikri : Mati kamu! (memukul dengan keras)
Bagus : (terjatuh) Cuman segitu saja kemampuan kamu! (memukul balik)
Tepak tepok tepak tepok, perkelahian antara mereka berdua selesai karena dilerai oleh para warga. Mereka pun kembali ke rumah masing-masing. Di perjalanan pulang, Dudung bertemu dengan pak ustad.
Fikri : (menabrak pak ustad tanpa disengaja) Awas kamu!
Myrza : Mas ini kenapa, kelihatannya mas ini sedang mabuk ya?
Fikri : ( kaget melihat pak ustad) Loh pak ustad! Saya tidak mabuk pak, saya berkelahi dengan sahabat saya. Soalnya sapinya dia mau makan tanaman saya pak ustad!
Myrza : Karna masalah sapi saja kamu berkelahi sampai babak belur seperti ini, Subhanallah. Kamu dan sahabatmu itu harus saling berbagi, tidak boleh kita bersifat pelit terhadap sesama teman. Karna itu bisa menyebabkan kamu celaka. Lebih baik mas minta maaf ke sahabat mas!
Fikri : Tapi sahabat saya tidak mau memaafkan saya. Soalnya saya sudah memukulnya dengan keras!
Myrza : Tidak mungkin mas, sesama umat beragama pasti dia mau memaafkan mas!
Fikri : Pak ustad benar juga. Kalo gitu saya pulang dulu pak, Assalamualaikum!
Myrza : Walaikumsalam!
Fikri : (tiba-tiba jatuh) Auu!
Myrza : Mas kenapa?
Fikri : Saya tidak kenapa- napa kok pak, Cuman kepeleset saja!
Myrza : Mari saya antarkan pulang!
Fikri : Tidak usah pak, makasi. Saya bisa pulang sendiri kok!
Myrza : Tapi….
Fikri : (memotong) Tidak usah pak. Ya udah pak saya pulang dulu, assalamualaikum!
Myrza : Walaikumsalam!
Setelah itu dudung kembali ke rumahnya. Tanpa disengaja, pak ustad bertemu dengan Maman.
Myrza : Assalamualaikum!
Bagus : (menjawab sambil merintis kesakitan) Walaikumsalam pak ustad!
Myrza : Masnya ini kenapa?
Bagus : Gini pak, saya berkelahi dengan teman saya, soalnya dia pelit, dia juga bilang saya buta, gimana saya tidak menjadi marah!
Myrza : Kalo mas ingin sahabat mas itu tidak pelit, mas hanya perlu katakan kepada dia bahwa mas ingin dia supaya menjadi orang yang baik, tidak pelit. Mas juga harus membuktikan kepada sahabat mas kalo mas itu tidak pelit!
Bagus : Pak ustad benar juga. Kalo gitu saya pulang dulu pak ustad. Saya masih banyak urusan, assalamualaikum!
Myrza : Walaikumsalam! (menggeleng- gelengkan kepala sambil melihat maman)
Keesokan harinya, Dudung dan Maman saling mencari, untuk meminta maaf. Tetapi seorang setan penghasut datang.
Fikri : Saya kesepian. Gimana kalau saya cari Maman, terus saya minta maaf deh!
Gatra2 : Jangan!
Fikri : Ngapain saya mau minta maaf dengan si banci itu, dia kan sudah mukul saya!
(setan pergi ke tempat maman)
Bagus : Dimana sih dudung itu, saya mau minta maaf ne!
Gatra2 : Jangan!
Bagus : Ndak jadi dah, dia sudah bilang saya buta!
(setan pergi ke tempat Dudung)
Fikri : Tapi kata pak ustad, saya harus bermaaf-maafan. Saya mau minta maaf deh!
Gatra2 : Jangan! (capek karena bolak-balik dari 2 tempat)
Fikri : Ndak jadi dah!
(setan pergi ke tempat maman)
Bagus : Kata pak ustad tak boleh berkelahi, lebih baik saya minta maaf dah ke Dudung!
Gatra2 : Jangan! (lelah sekali)
Bagus : Lebih baik saya ndak usah minta maaf, dia kan sudah mukul saya!
Karna lelah telah bolak-balik dari 2 tempat berbeda, setan pun pingsan. Dan akhirnya sebuah jiwa persahabatan muncul di tengah-tengah mereka.
Fikri : Saya adalah seorang sahabat yang setia!
Bagus : Karna itu saya harus minta maaf!
Setelah lama mencari. Akhirnya mereka berdua bertemu.
Fikri : Maman!
Bagus : Dudung!
Fikri : Man, saya mau minta maaf soal kemarin, kamu maafin saya ya!
Bagus : Ya, saya maafin, tapi kamu juga maafin saya!
Fikri : Iya
Akhirnya mereka berdua berbahagia, karena telah bersahabat kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar